MAJENE, KOMPAS. Kelangkaan elpiji 3
kilogram mulai meresahkan warga Sulawesi Barat. Jika sebelumnya elpiji hanya
langka di Polewali, Mamasa dan Mamuju, elpiji 3 kilogram mulai sulit didapatkan
di semua kabupaten di Sulawesi Barat.Di salah satu pangkalan elpiji di Kabupaten Majene
misalnya, pasokan elpiji sebanyak 500 tabung ludes dalam waktu dua jam.
Konsumen yang biasanya membeli ke pengecer kini langsung mendatangi pangkalan
dan agen.Pangkalan elpiji milik Haji Nasri di Kecamatan Labuang
Majene ini sudah dua pekan terakhir lebih sering tutup daripada melayani
pelanggannya. Pasokan 500 tabung elpiji yang datang pada Kamis (16/2/2012)
subuh, setelah beberapa hari kosong, langsung habis diserbu pembeli dalam tempo
dua jam. Padahal itu pasokan itu sedianya didrop ke sejumlah pengecernya. Haji Nasri yang biasanya memasok sekitar 500 tabung ke
pelanggannya setiap hari, sejak tiga pekan terakhir tidak bisa melayani
permintaan pelanggannya tepat waktu. Order elpiji ke pertamina depot Pare-pare
tak bisa dipenuhi.
Minimnya pasokan elpiji ke Sulawesi Barat termasuk ke
Majene membuat sejumlah pemilik pangkalan tak kebagian jatah. Hal itu dialami
pangkalan dan pengecer elpiji lainnya. Mereka lebih sering menutup usaha karena
kehabisan stok dan order ke Pertamina tidak dipenuhi."Kami tak mungkin bisa melayani semua pelanggan
eceran karena jatah elpiji dikurangi. Jika dulu setiap hari dipasok 500, kini
tak menentu," ujar Haji Nasri.
Kelangkaan elpiji sejak lebih dari tiga pekan terakhir
menyebabkan harga elpiji melonjak melampaui harga yang ditetapkan pemerintah.
Di Majene misalnya harga elpiji naik hinggaRp 20.000 per tabung, terutama di
tingkat pengecer. Sementara di Mamuju dan Polewali naik hingga Rp 25.000.
Kamis, 16 Februari 2012 | 09:09 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please your coment