Senin, 27 Juni 2011 | 10:59 WIB
Saat ini, pembahasan masih dilakukan bersama kementerian terkait. Sebelumnya, Pertamina sempat menyampaikan rencana kenaikan harga jual elpiji tabung ukuran 50 kilogram dan 12 kilogram pada akhir bulan ini. Langkah tersebut sengaja dilakukan karena Pertamina terus merugi akibat menjual gas di bawah harga wajar.
Diperkirakan hingga akhir tahun, Pertamina akan merugi sampai Rp 4,7 triliun jika tidak ada opsi yang dipilih. Sebelumnya, Mustafa mengatakan bahwa Kementerian BUMN sudah memberikan lampu hijau terhadap rencana tersebut. Dengan kenaikan harga tersebut, diharapkan bisa menjaga arus kas Pertamina agar tidak banyak mengalami kerugian.
Selain kenaikan harga, pemerintah juga sedang mempertimbangkan opsi penambahan subsidi. "Sebenarnya itu kan aksi korporasi, Pertamina juga sudah siap. Tapi, kami tidak bisa seleluasa itu. Kemungkinan akan dibahas dalam pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2011 mulai 4 Juli nanti," lanjut Mustafa.
Rencana Pertamina terhalang persetujuan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi Evita Herawati Legowo mengatakan telah menerima surat permintaan izin dari Pertamina soal itu. Namun, Kementerian Energi masih memperhitungkan dampak kenaikan harga elpiji nonsubsidi itu.
Hal yang paling memberatkan, katanya, adalah soal disparitas harga yang akan semakin melebar untuk harga elpiji subsidi dan nonsubsidi. Disparitas yang melebar ini dikhawatirkan akan memicu berbagai penyimpangan distribusi. "Dinaikkan berapa pun, disparitas harga dengan yang 3 kilogram akan semakin tinggi. Kami belum menyetujui,” tegas Evita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please your coment