Sabtu, 26 Mei 2012

Kenaikan Harga BBM Ditunda, Harga Kebutuhan Pokok Telanjur Naik

Wacana kenaikan BBM memberikan efek yang luar biasa bagi kehidupan masyarakat indonesia. Pro-kontra selalu menyertai dalam setiap kebijakan yang akan dikeluarkan pemerintah. Masyarakat menyikapi hal tersebut dengan berbeda-beda; ada yang acuh tidak acuh, ada yang mencari alternatif bahan bakar, dan tidak sedikit pula yang berdemo menolak kebijakan tersebut.
Berdasarkan hasil Rapat Paripurna DPR RI. Pemerintah memutuskan untuk menunda rencana kenaikan harga BBM yang sedianya akan diterapkan 1 April silam.
Dengan keputusan tersebut, harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tidak jadi naik. Meski demikian, DPR tetap membuka kemungkinan bagi pemerintah melakukan penyesuaian jika harga rata-rata minyak mentah Indonesia naik atau turun lebih 15 persen dalam waktu enam bulan.
Walaupun kenaikan harga BBM ditunda, tidak lantas harga-harga barang kebutuhan yang sudah terlanjur naik, kembali turun. Seperti yang diungkapkan Ibu Ida sabtu lalu (25/5), “Ibu senang harga BBM nggak jadi naik, tapi sayangnya harga barang-barang yang sudah naik nggak kembali turun.”
Isu kenaikan BBM memicu kenaikan harga sembako. Harga gas LPG 3 kg pun ikut-ikutan naik. “Pedagang kecil seperti Ibu ini sangat dirugikan,” keluh pedagang gorengan di daerah Tlogosari semarang.
Komentar senada juga diungkapkan Jaenal, salah seorang mahasiswa USM Semarang. Menurutnya, harga barang-barang kebutuhan pokok sudah naik sebelum ada kenaikan harga BBM. Setelah kenaikan BBM direalisasikan, harga barang-barang tersebut diprediksi naik lagi. Penyebabnya, biaya produksi dan pemasaran meningkat secara otomatis seiring naiknya harga BBM.
“Maka, efek dari kenaikan BBM menyebabkan harga barang-barang kebutuhan naik dua kali,” ungkapnya getir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please your coment