Sabtu, 19 Mei 2012

aksi demo BBM

Perjuangan Belum Selesai




Euforia aksi demo penolakan kenaikan BBM subsidi menjadi topik hangat perbincangan selama sepekan terakhir. Aksi yang cenderung mengarah ke tindakan anarkis semakin mencoreng bangsa ini, yang dikenal sebagai bangsa yang ramah, demokratis, dan senantiasa menyelesaikan masalah dengan jalan musyawarah. Tapi inilah faktanya, ketika iklim demokrasi dibuka selebar-lebarnya, ketika seluruh elemen masyarakat bebas menyuarakan aspirasinya, ternyata masih banyak yang menyalahartikan iklim kebebasan tersebut. Iklim demokrasi diartikan sebagai kebebasan beraspirasi dan berpendapat.
Terkadang kita miris dan malu melihat aksi anarkis yang direkam berbagai media massa baik dari dalam maupun luar negeri. Seperti menjadi potret buram bangsa tercinta ini, ketika demokrasi jalanan berubah menjadi aksi anarkis dengan mengatasnamakan perjuangan bagi masyarakat bawah.

Berbagai perjuangan ditempuh bangsa ini, untuk mencapai cita-cita serta harapan yang diinginkan. Jika demonstran terus berjuang demi hak wong cilik, akan lebih baik jika disalurkan dengan cara yang lebih elegan. Kalaupun BBM subsidi naik, perjuangan masih bisa dilanjutkan dengan mengawal kemana aliran dana subsidi tersebut disalurkan. Mengawal agar subsidi tepat sasaran, sehingga apa yang diperjuangkan sejak gelombang penolakan kenaikan BBM terjadi tidak harus diperjuangkan dengan aksi demo saja dan tentu saja para demonstran akan lebih baik jika melanjutkan perjuangannya dengan menyampaikan aspirasi lewat jalur yang lebih bijak, memantau penyaluran dana subsidi bagi masyarakat miskin dan sektor pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please your coment