Sabtu, 19 Mei 2012

Generasi Elpiji



Oleh : Kukuh Widyatmoko | 21-Jul-2010, 02:38:53 WIB
KabarIndonesia - Dari kakek nenek sampai anak kecil mulai akrab dengan kata elpiji. Elpiji dipahami sebagai bahan bakar untuk memasak pengganti minyak tanah. Berbagai lapisan dan kalangan makin akrab dengan elpiji. Anak-anak kecil mulai kota sampai pelosok daerah makin dekat dengan elpiji.

Kurang lebih satu bulan lamanya, masyarakat disibukkan dengan maraknya tabung elpiji 3 kg meledak. Kejadian tersebut terjadi di berbagai daerah di Tanah Tercinta Indonesia. Ada berbagai macam faktor penyebab tabung elpiji meledak. Korban bukan hanya harta benda tetapi nyawa melayang sia-sia. Tentu Negara sebagai organisasi dengan kewenangannya mampu memulihkan keadaan.

Meledaknya tabung elpiji sulit dikatakan hal yang kebetulan, tetapi terjadi di berbagai daerah.  Hal ini menimbulkan pertanyaan. Jika tidak berurutan atau bersamaan namun bisa merata di berbagai pelosok tanah air. Bagaimana pemerintah bertindak  selaku pembuat program yang telah mengganti budaya minyak tanah menjadi budaya tabung gas sering menimbulkan “kecelakaan?”

Sampai saat ini tampak tindakan pemerintah lamban menyikapinya. Sampai menunggu korban ke berapa pemerintah memberikan tindakan cepat dan tepat?

Tampaknya masyarakat mulai sulit melepaskan diri dari kebutuhan akan elpiji 3 kg. Namun pemerintah sulit bisa segera menangkap kondisi masyarakat yang mulai meningkat kebutuhannya terhadap elpiji 3 kg. Terbukti pemerintah tampak mengalami kesulitan  mengurai benang kusut sebab-musabab meledaknya tabung elpiji 3 kg. Seharusnya pemerintah sebagai pemilik program mampu menelisik aliran tabung gas hingga sampai ke rumah tangga.

Pemerintah tentu punya data-data berkaitan dengan pendistribusian tersebut. Untuk itu, agar tidak makin terlambat, pemerintah mulai menelusuri pendistribusian tabung elpiji 3 kg secara terbalik. Rumah tangga membeli tabung dari toko mana. Lalu, toko tersebut mengambil tabung dari distribusi mana, dan seterusnya.

Dari penelusuran secara terbalik. dapat diketahui sumber tabung dari mana. Selain itu, pemerintah perlu melakukan pengontrolan secara ketat berkaitan dengan keamanan tabung elpiji sebelum sampai di tangan masayarakat. Pengontrolan harus berlapis, agar program tabung gas tidak sekedar jalan dengan resiko kecelakaan maut.

Dengan makin tipisnya kandungan minyak tanah, maka peralihan bukan sulit dihindari dan gererasi elpiji makin hari terus bertambah. Maka pemerintah perlu mengambil langkah-langkah preventif agar terhindar dari pemasok gelap tabung elpiji 3 kg. Langkah lainnya, sosialisasi terus ditingkatkan sampai ke pelosok, dengan demikian pengawasannya pun sampai ke daerah-daerah.

Selamat datang generasi elpiji. (*)

Penulis: Dosen Pascasarjana Universitas Kanjuruhan Malang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please your coment